Keberadaan perpustakaan di sekolah, merupakan salat satu pilar penting yang mendukung keberhasilan kegiatan belajar dan mengajar yang berlangsung di sekolah. Perpustakaan mempunyai peran yang jauh lebih penting sebagai tempat belajar dan mengelola pengetahuan karena tujuan dan fungsi perpustakaan secara umum adalah sebagai tempat untuk mengumpulkan, menata, mengolah, menyimpan, melestarikan, merawat dan menyediakan bahan pustaka dalam berbagai bentuk.
Perpustakaan sebagai tempat yang nyaman
Sebagai salah satu pilar pendukung kesuksesan belajar, perpustakaan seharusnya mampu menyediakan tempat yang nyaman, suasana yang menyenangkan bagi pengunjung, bahkan untuk selanjutnya, suasana yang menyenangkan ini dapat menarik minat orang-orang yang pada awalnya enggan datang ke perpustakaan menjadi suka datang ke perpustakaan. Jadi, sebagai langkah awal, perpustakaan harus mampu menyodorkan daya tarik bagi pengunjung terlebih dahulu.
Pertama, hal yang harus dibenahi adalah pencahayaan yang cukup untuk mendukung kegiatan membaca. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari maupun lampu. Cahaya di dalam ruangan ini kemudian akan berbaur dengan warna dinding ruangan dan tata letak yang enak dan nyaman dipandang. Warna dinding yang teduh, nyaman, dan sejuk akan membuat setiap ingin datang lagi ke perpustakaan. Begitu pula tata letak meja, rak buku, arah pintu, tempat peminjaman buku yang mudah dijangkau akan membuat pengunjung semakin nyaman.
Kedua, faktor kebersihan lingkungan perpustakaan juga menjadi faktor yang cukup menentukan. Kebersihan lingkungan disini meliputi kebersihan outdoor (di luar ruangan) dan kebersihan indoor (di dalam ruangan). Kebersihan untuk lingkungan di luar perpustakaan dapat dilihat dari bagian gedung/bangunan luar dan jalan menuju ke perpustakaan (apakah mudah dijangkau atau sulit dijangkau, apakah letaknya strategis atau tersembunyi). Sebagai daya tarik, penempatan tanaman hias yang sesuai baik di luar maupun di dalam ruangan juga dapat mempengaruhi kenyamanan suasana di perpustakaan. Selain kebersihan di luar ruangan, kebersihan di dalam ruangan juga tidak kalah pentingnya, karena di ruangan inilah pengunjung akan bertahan lebih lama. Salah satu faktor penghambat kebersihan dalam sebuah ruangan adalah debu, baik debu-debu yang berada di lantai, meja, dan kursi, maupun debu-debu yang menempel di buku-buku koleksi. Bila faktor kebersihan yang disebabkan oleh debu ini kurang tertangani dengan baik akan menjadi kendala yang cukup menganggu, karena beberapa pengunjung yang alergi terhadap debu dapat menjadi kurang nyaman berada di perpustakaan ketika dia sedang mencari dan membolak-balik buku koleksi.
Pilar-pilar pokok sebuah perpustakaan ideal
Tiga pilar pokok perpustakaan adalah koleksi, sumber daya manusia (pustakawan) dan pelayanan yang memadai.
1. Koleksi Perpustakaan
Koleksi perpustakaan pada umumnya berupa buku, dari berbagai jenis, dengan beragam bentuk. Bahan pustaka baik yang cetak seperti buku, jurnal, hasil penelitian, skripsi, tesis, koran, majalah dan sebagainya, sedangkan non cetak seperti CD-ROM, jurnal elektronik, CD, disket, kaset.
Koleksi yang lengkap dengan jumlah yang memadai, didukung oleh luas ruangan yang cukup leluasa untuk menampung kapasitas koleksi tersebut akan menjadi sebuah nilai lebih bagi sebuah perpustakaan. Namun untuk menambah koleksi juga bukan merupakan hal yang mudah. Faktor utama yang menjadi kendala dalam penambahan koleksi ini adalah masalah keuangan. Namun, hal ini dapat disiasati dengan beberapa langkah seperti :
a. Membeli buku-buku murah pada saat diadakan pameran. Pemberian diskon sebagai harga promosi yang dilakukan oleh banyak pernerbit dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pengelola perpustakaan dalam rangka menambah koleksi perpustakaan yang baik dan berkualitas.
b. Menjadikan perpustakaan sebagai pusat deposit. Setiap kegiatan sekolah yang menghasilkan karya berupa buku, majalah, maupun karya-karya lain yang berupa tulisan disimpan di dalam perpustaan sebagai bahan koleksi di perpustakaan.
c. Menjalin kerjasama dengan pihak luar, seperti perpustakaan-perpustakaan lain yang sejenis maupun yang tidak sejenis, pertukaran koleksi dan peminjaman koleksi perpustakaan dalam jangka waktu berkala. Selain kerjasama dengan perpustakaan, kerjasama dengan pihak lain yang erat kaitannya dengan buku juga dapat dilakukan, misalnya seperti kerjasama dengan penerbit, terutama penerbit-penerbit lokal sehingga terjadi kerjasama yang bukan cuma menguntungkan pihak perpustakaan sekolah, namun juga menguntungkan pihak penerbit karena badan usahanya semakin dikenal luas.
d. Mencari donatur buku atau bahan pustaka, baik dari pihak pemerintah, swasta mapun donatur pribadi. Pencarian ini dapat dilakukan melalui tatap langsung (bertemu langsung) maupun melalui penerlusuran di internet, dan bergabung dengan komunitas penulis/milis perpustakaan untuk mendapatkan kesempatan koleksi gratis.
e. Koleksi tambahan juga dapat diperoleh melalui penyiangan koleksi perpustakaan lain yang sedang melakukan pembenahan, namun biasanya koleksi perpustakaan ini merupakan buku-buku lama yang kondisi fisik dan isinya sudah kurang mendukung sehingga untuk mendapatkan tambahan koleksi dari hasil penyiangan harus benar-benar dapat memilih dan menyeleksi bahan-bahan pustaka yang sesuai dan relevan dengan perpustakaan yang bersangkutan.
2. Pustakawan.
Untuk menciptakan sebuah perpustakaan yang ideal, langkah paling awal yang harus dilakukan adalah memperbaiki sumber daya manusianya, dan sumber daya manusia yang utama dalam sebuah perpustakaan adalah pustakawan-pustakawan yang handal dan kompeten di bidangnya. Hal itu akan tercapai apabila mereka mendapat pendidikan dan keterampilan yang cukup menunjung pekerjaan mereka terkait dengan kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat. Karena perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar harus bisa menyediakan fasilitas yang sesuai dengan perkembangan zaman yang saat ini didominasi oleh kecanggihan teknologi informasi.
Pustakawan senior merupakan modal utama perpustakaan dalam mengawal perubahan. Mereka harus diberi motivasi agar mau mengikuti perkembangan tehnologi informasi. Seandainya ada satu dua pustakawan senior yang “gaptek”, mereka harus tetap dilibatkan agar mereka dapat memberi contoh kepada pustakawan yunior. Kalau yang tua saja masih mau belajar, kenapa yang lebih muda tidak? Seharusnya yang lebih muda akan lebih giat belajar dibandingkan dengan yang lebih tua.
Sekalipun penambahan tenaga kerja baru sekarang sulit, namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk melakukannya. Yang terpenting dalam “recruitment” adalah harus dilakukan sebaiknya mungkin. Kriteria pustakawan yang akan diterima harus jelas, hindarkan dari kolusi dan nepotisme serta seleksi harus dilakukan secara profesional dan transparan. Pustakawan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan kedepan adalah disamping pustakawan yang mempunyai latar belakang pendidikan perpustakaan, dia juga harus memiliki kemampuan dalam bidang teknologi informasi.
Struktur organisasi yang semula efektif untuk pencapaian tujuan, barangkali sekarang perlu adanya evaluasi. Apakah struktur yang ada masih efektif dan sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi? Perubahan harus dilakukan agar tujuan perpustakaan dapat dicapai dengan efektif dan juga sesuai dengan kemajuan.
Gaya kepemimpinan adalah unsur lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan perpustakaan dalam menghadapi tantangan dimasa mendatang. Gaya kepemimpinan tradisional akan menghadapi banyak kendala apabila diterapkan dimasa sekarang karena perubahan yang terjadi berlangsung begitu cepat, tuntutan pengguna perpustakaan begitu tinggi diluar kemampuan para pustakawan. Oleh karena itu gaya kepemimpinan tradisional harus kita tinggalkan diganti dengan gaya kepemimpinan yang lebih fleksibel dalam mengahadapi perubahan. Tugas utama pemimpim adalah dapat memotivasi staf agar bekerja lebih cerdas dan giat untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pengguna perpustakaan. Para pemimpin harus mampu mengidentifikasi kebutuhan pengguna sekaligus harus mampu juga menempatkan staf sesuai dengan kemampuannya.
3. Pelayanan
Pelayanan yang cepat, tepat, akurat, didukung dengan sikap yang baik, ramah, akan semakin melangkapi citra perpustakaan ideal. Pelayanan yang cepat dapat dicapai apabila dalam sistem kerjanya menggunakan metode yang tepat didukung dengan fasilitas teknologi informasi yang sampai saat ini sudah diakui dapat membantu banyak pekerjaan manusia menjadi lebih cepat dalam skala yang besar. Pelayanan dapat berlangsung dengan tepat apabila didukung oleh sumber daya manusia yang teliti dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya.
Penerapan teknologi informasi yang dapat digunakan perpustakaan adalah :
a. Otomasi Perpustakaan
Otomasi perpustakaan adalah suatu teknologi yang digunakan perpustakaan untuk pengolahan, pelayanan dan penelusuran kembali (OPAC). Program yang digunakan oleh perpustakaan adalah program Dynix
b. CD-ROM
CD-ROM adalah berisikan informasi tentang jurnal yang dikemas dalam bentuk CD dan dioperasikan dengan menggunakan komputer.
c. Internet
Pengunaan Internet di perpustakaan bertujuan untuk penyediaan penyediaan sarana dan prasarana dimana pengguna perpustakaan baik siswa, guru dan pengelola perpustakaan (pustakawan) dapat menelusuri informasi yang dibutuhkan melalui internet. Dalam hal ini, perpustakaan menyediakan sejumlah komputer sebagai terminal yang terhubung ke Internet. Apabila memungkinkan, penyediaan fasilitas internet ini juga bisa diperluas jangkauannya dengan adanya fasilitas hotspot di areal sekolah.
d. Digital Library (Perpustakaan Digital)
Digital library adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu tulisan, gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan menyebarluaskan dengan menggunakan protokol elektronik melalui jaringan komputer. Koleksi yang dimasukkan dalam digital library untuk sementara ini adalah skripsi, tesis, makalah.
e. Jurnal Elektronik
Jurnal elektronik adalah jurnal yang dikemas dalam bentuk file elektronik dalam penelusuran informasi menggunakan jaringan internet.
Kelebihan yang diperoleh dari penerapan teknologi informasi di perpustakaan adalah : layanan lebih cepat, mudah, dan praktis; penelusuran lebih cepat dan mudah; menghemat waktu; menghemat tenaga; membutuhkan sedikit SDM (pustakawan).
Selain kelebihan yang dimiliki, penerapan teknologi informasi di perpustakaan ini juga memiliki sisi kelemahan antara lain : tergantungan pada aliran listrik atau PLN; bila komputer rusak layanan terganggu; minimnya teknisi komputer.
Beberapa solusi pemecahan dalam mengatasi kelemahan tersebut antara lain: perlu adanya jenset untuk mengantisipasi terjadinya mati listrik; merengkrut tenaga teknisi komputer; mengirim pustakawan mengikuti kursus teknisi komputer; pengadaaan komputer yang baru.
Inovasi perpustakaan ideal.
Konsep ideal disini berlaku lokal, yaitu meliputi ruang lingkup keberadaan perpustakaan tersebut dan fungsi utamanya di lingkungan tersebut. Sebuah perpustakaan sekolah yang ideal, dalam ruang lingkup sekolah yang kecil, akan mencapai status ideal apabila perpustakaan itu mampu mendukung secara penuh segala bentuk kegiatan proses belajar yang berlangsung di sekolah. Apabila perpustakaan sekolah hanya buka selama jam pelajaran saja (padalah sebagian besar jam pelajaran di sekolah tidak berlangsung di perpustakaan, tetapi berlangsung di dalam kelas atau ruangan lain sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan), maka konsep perpustakaan ideal bagi sekolah belum akan tercapai. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain :
Pertama, perpustakaan sekolah hanya dapat dimanfaatkan oleh siswa maupun guru pada saat jam istirahat (siswa sedang di kelas dan guru sedang tidak mengajar), padahal waktu istirahat pada umumnya digunakan oleh siswa untuk pergi ke kantin atau untuk keperluan lain. Belum lagi waktu istirahat yang biasanya sangat terbatas itu umumnya belum mencukupi bagi pengguna perpustakaan untuk bisa memanfaatkan perpustakaan secara optimal.
Kedua, perlu adanya waktu tambahan untuk kunjungan ke perpustakaan diluar waktu pelajaran dan waktu istirahat. Hal ini dapat dilakukan untuk semakin meningkatkan nilai fungsi perpustakaan sebagai sumber belajar yang optimal bagi segenap komponen sekolah. Tambahan jam kunjungan ke perpustakaan ini dapat dilakukan pada siang sampai sore hari setelah jam pelajaran utama selesai. Dengan demikian, siswa yang memiliki minat ke perpustakaan cukup besar dapat memanfaatkan momen ini untuk semakin menambah wawasan pengetahuannya. Tentunya, dalam hal ini pihak sekolah harus mampu menyeddiakan tenaga perpustakaan yang dapat memberikan pelayanan sampai sore hari.
Ketercapaian pilar utama sebuah perpustakaan akan menghasilkan sebuah konsep perpustakaan yang ideal. Namun seiring dengan perkembangan zaman, peran perpustakaan bisa lebih dari sekedar tempat singgahnya bahan pustaka dan sumber belajar. Dalam jangka waktu ke depan, perpustakaan juga dapat difungsikan sebagai tempat untuk mengembangkan diri, sebagai contoh dengan diadakannya berbagai macam kompetisi yang erat kaitannya dengan buku, menulis dan membaca seperti lomba menulis artikel, cerpen, puisi, lomba membaca puisi, membaca cerita, dll.
Di pihak lain, perlu adanya perhatian terhadap komponen-komponen perpustakaan baik itu pengunjung maupun karyawan perpustakaan. Bentuk perhatian ini dapat berupa pemberian penghargaan kepada pengunjung/anggota perpustakaan yang paling rajin dan juga pustakawan yang memiliki kinerja paling baik. Bentuk perhatian ini diharapkan akan memberikan angin segar dan semangat baru bagi pecinta perpustakaan.
Penutup
Sesuai dengan fungsi perpustakaan sebagai penyedia dan juga sebagai sumber belajar, sebuah perpustakaan yang dikelola dengan manajemen yang baik, berada di lingkungan yang mendukung akan mampu menciptakan suasana dan kondisi yang nyaman untuk belajar. Atau dengan kata lain, sebuah perpustakaan yang ideal akan mampu menumbuhkan minat baca bagi para pengunjung atau orang-orang yang berada di lingkungan sekitarnya.
Untuk tercapainya tujuan tersebut, diperlukan banyak pihak yang saling mendukung dan saling melengkapi sehingga pilar-pilar pokok sebuah perpustakaan dapat tercapai dan berjalan dengan baik.
Charles W. Elliot seorang tokoh pendidikan AS yang hidup tahun 1834-1926 mengatakan: “Mau tahu siapa teman paling setia, tidak cerewet, gampang ditemui, sekaligus guru nan bijak dan sabar? Dialah buku.”
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2008. Tips Agar Buku Berumur Panjang. http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=20
Anonym. 2008. Membangun Koleksi Digital. http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=35
Bambang, 2009. Peran Perpustakaan dalam Membina Minat Baca. http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=85
Daryono, 2009. Pengembangan Minat Baca Masyarakat. http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=171
Hardiningtyas, T. 2008. Meningkatkan Profesionalisme Pustakawan dalam Mendukung Tugas Pokok Fungsi Instansi : antara harapan dan kenyataan. http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=77
Hardiningtyas, T. 2009. Koleksi Perpustakaan, Untuk Siapa? http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=193
Harmawan, 2008. Peran Perpustakaan dalam Meningkatkan Peringkat Webometric. http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=72
Harmawan. 2008. Peran Pustakawan Dalam Era Digitalisasi Informasi. http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=24
Hermanto, B. 2008. Penerapan Teknologi Informasi untuk Meningkatkan Mutu Layanan Perpustakaan Universitas Sebelas Maret. http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=13
Mafar, F. 2008. Perpustakaanmu, Perpustakaanku, Perpustakaan Kita Semua. http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=67
Pardede, J. P. 2008. Membaca Dunia Lewat Menumbuhkan Minat Baca, Harian Analisa, http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=24395:qmembaca-duniaq-lewat-menumbuhkan-minat-baca&catid=121:artikel&Itemid=159
Santoso, B. 2009. Pemasaran dan Promosi Perpustakaan. http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=147
UPT Perpustakaan ITB, 2004. Kiat Mengembangkan Perpustakaan, TRIK DAN TIP : Konsep Praktis Pengembangan Perpustakaan. http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=79
Wahyudiati. 2008. Optimalisasi Perpustakaan Sekolah Untuk Menumbuhkan Minat Baca, http://blog.uny.ac.id/wahyudiati/2008/12/02/optimalisasi-perpustakaan-sekolah-untuk-menumbuhkan-minat-baca/
Widuri, N. R. 2008. Memperbanyak Bahan Pustaka dengan Dana Terbatas. http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=7
Wijayanti, P.H. 2008. Indonesia, Buku, dan Budaya Membaca. http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&nid=26
Penulis: Fitri Nurhati, S.Si
Depok, Sleman, Yogyakarta
Sumber :
Posting Komentar